ETIKA MAHASISWA DALAM KONTEKS IMAN


IMG_20161009_121500“Nilai moral merupakan prioritas tak terbatas dalam bertindak, yakni apapun tindakan yang dilakukan nilai moral harus mengikuti dan melebihi dari nilai-nilai kehidupan lainnya. Jadi kehidupan yang baik adalah kehidupan yang taat pada kenikmatan estetika atau nilai keindahan tersebut (teori ETIKA)

Merenung tentang hakikat jatidiri mahasiswa sekarang ini dapat dikatakan lupa akan kultur, lupa akan kontak vertical maupun horizontalnya, hablumminallah ataupun hablumminannas meraka luntur atau putus. Ironisnya mereka tidak menyadari dan menjadi lembah krisis di dunia modern ini. Dapat di lihat pada modernitas sekarang ini ada beberapa hal yang dapat menjadi  penyebab dan sebagai virus bagi moral manusia. Maka dari itu prioritas dan esensi kemusliman, keimanan luntur dan sirna.

Pengertian diatas sudah menyelubungi ruang maupun hati manusia tak peduli kecil, muda atau tua. Virus tersebut selalu hadir dan menggerogoti iman manusia. Di IAIN supel terdapat mahasiswa yang dapat dikatakan notabenya banyak dari keluaran pondok pesantren juga terserang virus tersebut, walaupun doktrin (keimanan)yang mereka dapat dari pondok begitu kuat, namun akibatnya nilai moral, etika, dan estetika mereka pun goyah dan luntur. Akibatnya tata krama antara dosen pun sudah tak ada, apalagi sesama mahasiswa.

Semua ini terjadi karena kurangnya kesadaran bagi mahasiswa sendiri sebagai makhluk tuhan yang telah diciptakannya kesedaran kita sesama manusia. Namun dalam hal ini yang sebagai pusat adalah keyakinan atas adanya Allah SWt, ini jika dikaji secara mendalam merupakan satu titik yang merubah atau tidaknya hati seseorang tersebut. Mari kita lihat, kehidupan mahasiswa yang beriman, orangnya pendamai, jujur,ramah, dan baik hati dan manfaat bagi orang lain. Dan bagi yang tidak beriman  orangnya pemarah, hidupnya tidak memakai aturan sehingga dalam kehidupannya sering terkendlikan oleh waktu dan melupakan perbuatan sebagai mahasiswa dan kewajiban sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Adanya pengkaderan

Dalam dunia academisi mahasiswa tak lengkap bila tidak mengikuti organisasi, organisasi ini kenapa begitu banyak dalam tiap kampus karena dapat dinilai bahwa organisasi dengan pengkaderannya membawa masa depan mahasiswa yang cemerlang, kritis dan dapat menghadapi suatu problema pada realita. Namun dalam kekritisannya kadang menjadikan mereka kafir dan dapat menafikan Tuhan, karena mereka berfikir bahwa suatu kebenaran ada dalam dirinya seperti berkat daya pikirnya mereka dapat menjadi Tuhan, maka dari itu mereka menjadi sekuler bahwa tuhan tidak ikut campur dalam realita ini dan mereka yakin yang dapat memberi kekuatan dan yang merubah dalam hidupnya  adalah kekuatan fikirnya. Naudzubillah

Terkait kajian-kajian dalam organisasi bila tidak disertai keimanan yang matang dan kuat, akan menjadikan kefahaman yang sesat. Karena untuk menjadi mahasiswa yang kritis harus mencoba melakukan yang salah dan dilarang oleh agama. Seperti kenapa kita wajib sholat! Dan sebab apa sejarahnya yang menjadi suatu kewajiban bagi kita!. Apakah benar kewajiban tersebut berasal dari Tuhan?!. Selain itu kajian-kajianya tidak hanya memakai alqur’an dan al-hadist juga mengadopsi ilmu dan pikiran maupun teks-teks dari barat. Jika iman kita tidak kuat akan menimbulkan moral yang buruk dan menyesatkan, walau dinilai kehidupan kita ini dapat menjadi perubahan. Sungguh uncuntable…!

Dalam hal inilah sebagai mahasiswa agent of change and control dalam pengkaderannya, harus tahu psikologis orang lain yang khususnya bagi mererka yang dikader. Untuk  bisa mempertahankan moralnya, seperti waktu masih dalam pesantren sekaligus menciptakan suatu hal yang baik bagi yang dikadernya. Jika teori etika Paley menyebutkan bahwa suatu yang baik adalah apa yang dikehendaki oleh Tuhan dan menghendaki kebahagiaan tertinggi pada manusia, ini berarti kebaikan yang dinilai baik bagi manusia mereka harus tetap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa. Karena kebaikan itu lahir dari hati yang bersih dan murni yatu keimanan yang bisa membuat hidupnya labih baik, baik dalam vertikal maupun horizontal.

Mengakader yang Dikader

IAIN adalah kampus yang berbasis keislaman, meliputi dinding kefiguran para pendidiknya (dosen) merupakan salah satu alasan kekuatan identitas kampus tersebut. Maka dari itu mahasiswanya dalam melakukan tindakannya memakai tatakrama dan moral yang telah dimiliki oleh islam, Namun begitu herannya kampus ini para mahasiswanya sering ingkar pada agamanya dan tidan mentaati apa yang diperintahnya dan apa yang dilarangnya. Maka kampus ini disentil bukan lagi Institut Agama Islam Negeri, tapi dengan sebutan  “ Ingkar Allah, Ingkar Nabi “

Hal tersebut sungguh salah, walau bagaimana pun tujuannya, walau itu untuk mengkonstruksi agama atau yang lain. Itu sangat membahayakan bagi moral kita. Maka dari itu bagi para pengakader yang mengkader para adik-adiknya yang mereka lakukan harus ada semacam gerakan akal budi, agar bermanfaat bagi semuanya…ya semuanya…!

Perlu diingat gerakan tersebut bangkit dari rasio dan nurani, jika memakai rasio saja tidak akan adanya kesediaan dan kefahaman bagi yang dikader, begitu juga jika memakai nurani saja. Jadi keduanya harus saling berhubungan dan harus dihubungkan karena adanya hal itu akan menciptakan kader yang bertaqwa dan beriman kepada-Nya

Dan yang sangat penting istilahnya bagi mahasiswa baru, adalah jangan mudah terpenagaruh oleh orang lain. Dan pandai-pandailah memilih organisasi yang bisa memperindah masadepan. Walau dalam kondisi dan situasi apapun iman jangan sampai goyah, karena tanpa sepengetahuan hidup akan berubah. Berubahlah cara berfikir anda tapi jangan berubah keyakinan(iman) anda. Tapi perkuatlah …..!

Dengan demikian kita sebagai mahasiswa, mengkader para adik-adiknya harus memakai mindside yang sama dengan diatas yaitu selain memakai rasio juga memakai nurani dan keimanan, agar yang mereka tangkap dan mereka faham tidak terjadi konfrontasi dalam hati, hidup dan agamanya. Dan diantara mengkader yang dikader harus saling melengkapi, mempercayai  dan memperkuat keimanan. Agar moral bisa terjaga dan dapat menyetir gerakan kita terarah mencapai Ridlo Tuhan. Aminnnn …!

Adanya Teknologi

Apa lagi di zaman abad 21 ini, teknologi serba canggih, dan melahirkan intelektual yang selalu berinovasi dan Revolusi, yang memudahkan pekejaan manusia yang selalu untuk  instant. Namun adanya kesempurnaan tersebut sering digunakan hal-hal yang salah. Dan adanya hal itu tak lepas dari moral dan keyakinan manusia, jika moral dan keyakinan mereka kuat, akan menelurkan pengetahuan baru. Tapi sebaliknya jika moral mereka sirna hal tersebut menjadi candu kemaksiatan dan kedzaliman. Seperti kesedian internet ini dapat merusak fikiran dan moral seseorang. Tapi ingat hanya orang yang punya prioritas iman tertentu yang dapat merubah kehiduapan ini untuk menjadi yang lebih baik berkat alat tekhnologi tersebut.

Walau dimanapun, bagaimanpun mahasiswa mempunyai kepercayaan sendiri agar apa yang diinginkan IAIN sejalan degan ridlo-Nya. Demi masa depan kita semua aplikasi dari beberapa etika-estetika tidak lepas dari kehidupan kita sendiri, kita yang merubah dunia yang lebih baik bukan mereka yang acuh tak acuh terhadap diri mereka yang lupa terhadap pentingnya etika-estetika, kita yang beriman mampu untuk mewujudkan dan menciptakan sejarah kehidupan dunia yang lebih baik.

Hanya di tangan kita nasib kehidupan dunia….

Walllahu a’lam ….

Leave a comment